Warisan Nusantara Untuk Generasi Muda : Olimpiade Humaniora 2024 sebagai Penjaga Budaya
Oleh : Hamka Iftikhar
“Pada 7 Maret 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengumumkan bahwa 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah. Selain itu, Kemendikbud Ristek juga menyatakan bahwa ada setidaknya 19 bahasa daerah yang terancam punah.”
“Data Kemendikbud Ristek pada 2016 menunjukkan, terdapat 143 kesenian tradisional di Indonesia yang hampir punah.”
Kasus di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak warisan Nusantara yang terlupakan oleh pemiliknya sendiri. Para leluhur telah mewariskan kemajemukan yang begitu berharga. Namun, pewarisnya sendiri yang tak sudi menjaga dan menganggap harta warisannya sebagai sesuatu yang berharga.
Dahulu, kemajemukan tersebut menjadi mahkota bagi Nusantara yang menghantarkan Nusantara menjadi negeri yang makmur dan adidaya. Masyarakat hidup damai dan tentram sambil memegang teguh adat istiadat dan tata krama yang mengalir deras di dalam diri mereka.
Untuk itu, perlu adanya upaya yang mementingkan urgensi pelestarian budaya agar masa kejayaan Nusantara bersama kemajemukan dapat kita ulang kembali. Upaya tersebut harus dilakukan oleh para generasi muda, para pemegang takhta masa depan bangsa, para pejuang budaya.
Olimpiade Humaniora Nusantara lahir pada tahun 2011 di tengah-tengah derasnya arus reformasi dan globalisasi. Menanggapi berbagai hal yang tengah menyerang keutuhan nilai-nilai ketangguhan Nusantara. Kami menginisiasi sebuah ajang olimpiade yang tidak hanya menjadi sarana kompetisi namun menjadi sarana pejuang budaya untuk menjaga budayanya sendiri.
Olimpiade Humaniora Nusantara 2024 hadir sebagai wujud nyata para pejuang budaya dalam menghimpun kemajemukan dalam satu asa agar masa kejayaan Nusantara dapat terwaris dengan sempurna melalui nilai-nilai luhur bangsa.
Olimpiade Humaniora Nusantara 2024 adalah manifestasi nyata upaya pemuda Indonesia dalam menanggapi krisis kebudayaan. Upaya pemuda Indonesia untuk mengenang, menggali, merayakan, menghayati dan menjaga setiap unsur keberagaman yang kita miliki. Karena kitalah pewaris sebenarnya, karena kitalah pejuang budaya.
Warisan Nusantara Untuk Generasi Muda : Olimpiade Humaniora 2024 sebagai Penjaga Budaya
Oleh : Hamka Iftikhar
“Pada 7 Maret 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengumumkan bahwa 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah. Selain itu, Kemendikbud Ristek juga menyatakan bahwa ada setidaknya 19 bahasa daerah yang terancam punah.”
“Data Kemendikbud Ristek pada 2016 menunjukkan, terdapat 143 kesenian tradisional di Indonesia yang hampir punah.”
Kasus di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak warisan Nusantara yang terlupakan oleh pemiliknya sendiri. Para leluhur telah mewariskan kemajemukan yang begitu berharga. Namun, pewarisnya sendiri yang tak sudi menjaga dan menganggap harta warisannya sebagai sesuatu yang berharga.
Dahulu, kemajemukan tersebut menjadi mahkota bagi Nusantara yang menghantarkan Nusantara menjadi negeri yang makmur dan adidaya. Masyarakat hidup damai dan tentram sambil memegang teguh adat istiadat dan tata krama yang mengalir deras di dalam diri mereka.
Untuk itu, perlu adanya upaya yang mementingkan urgensi pelestarian budaya agar masa kejayaan Nusantara bersama kemajemukan dapat kita ulang kembali. Upaya tersebut harus dilakukan oleh para generasi muda, para pemegang takhta masa depan bangsa, para pejuang budaya.
Olimpiade Humaniora Nusantara lahir pada tahun 2011 di tengah-tengah derasnya arus reformasi dan globalisasi. Menanggapi berbagai hal yang tengah menyerang keutuhan nilai-nilai ketangguhan Nusantara. Kami menginisiasi sebuah ajang olimpiade yang tidak hanya menjadi sarana kompetisi namun menjadi sarana pejuang budaya untuk menjaga budayanya sendiri.
Olimpiade Humaniora Nusantara 2024 hadir sebagai wujud nyata para pejuang budaya dalam menghimpun kemajemukan dalam satu asa agar masa kejayaan Nusantara dapat terwaris dengan sempurna melalui nilai-nilai luhur bangsa.
Olimpiade Humaniora Nusantara 2024 adalah manifestasi nyata upaya pemuda Indonesia dalam menanggapi krisis kebudayaan. Upaya pemuda Indonesia untuk mengenang, menggali, merayakan, menghayati dan menjaga setiap unsur keberagaman yang kita miliki. Karena kitalah pewaris sebenarnya, karena kitalah pejuang budaya
